Setiap harinya ada ribuan bayi yang lahir dan pasti ada ribuan wanita yang
baru menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya. Kebanyakan dari mereka merasa
bimbang ataupun bingung dengan pola asuh yang akan diterapkan, “apa saya harus
keras pada anak saya?” atau “apa saya harus lunak dan memberikan kebebasan?”
.
Pola asuh anda akan menentukan bagaimana anak anda nantinya berkembang, memang
tidak pasti secara 100% bahwa anak anda terbentuk dari pola asuh yang anda berikan,
tetapi pola asuh adalah pondasi awal dan interaksi pertama dan terdekat yang
dirasakan oleh anak anda.
Jika anda membuka intrernet atau membeli buku konseling/parenting akan anda
disuguhkan pentingnya pola asuh yang demokratis, dimana memberikan anak anda
kebebasan untuk memilih apa yang mereka ingin lakukan dan mau jadi apa kelak
mereka, dan anda akan disarankan untuk menjauhi pola asuh secara otoriter
karena dianggap akan membatasi atau mengekang atau menyiksa dan lain sebagainya
yang merujuk bahwa jika anda melakukan pola suh tersebut artinya anda telah
salah memilih pola asuh. Pertanyaannya adalah, apakah benar? Saya akan jawab
tergantung, untuk lebih jelasnya silahkan disimak.
Pola asuh yang kita kenal saat ini merujuk pada teori yang dikemukakan oleh
Diana Baumrind dari universitas California pada tahun 1971. Baumrind mengatakan
bahwa ada tiga pola asuh utama yaitu autoritative,
autoritarian, dan permissive.
Secara umum pola asuh authoritative
ialah pola asuh yang mengutamakan give
and take saat berkomunikasi, orangtua berusaha untuk melakukan disiplin
dengan alasan yang masuk akal (tidak main suruh-suruh aja) dan berusaha membentuk
anak menurut minat dan kemampuan si anak, jadi semacam mendukung bakat si anak.
Pola asuh authoritarian ialah
yang kita kenal secara umum dengan pola asuh otoriter. Sebenarnya pola asuh ini
tidak jauh berbeda dengan pola asuh autoritative
hanya saja pola asuh ini lebih ‘hardcore’
dalam melakukan pengasuhan. Pola asuh otoriter berusaha membentuk anak-anak
mereka dengan disiplin dan standar yang orangtua tetapkan, jadi kamu adalah
seperti yang orangtua kamu inginkan dan anakmu adalah yang kamu inginkan. Pola asuh
ini juga mengutamakan hormat dan menghargai yang sudah dilakukan oleh orangtua
pada anaknya, dan dalam beberapa kasus akan terjadinya hukuman secara fisik
atau verbal untuk menujukkan atau menekankan rasa hormat tersebut. Pola asuh autoritarian akan sering dan banyak
sekali kita jumpai pada orangtua yang berada di kawasan Asia.
Terakhir, pola asuh permissive. Menurut
saya pola asuh inilah yang sedang banyak digandrungi oleh ibu muda. Pola asuh
ini menerapkan tidak akan/sangat menghindari menghukum anak mereka dan akan
menerima apapun yang akan menjadi keputusan si anak, biasanya dengan dalih
kalau mereka tidak mau membuat anak mereka menjadi tertekan dan sebagainya. Dalam
pola asuh ini bukan si orangtua yang aktif dalam membentuk anak mereka, tetapi
si anak sendiri yang akan membentuk diri mereka sendiri. Bukan artinya orangtua
tersebut cuek, tetapi lebih ke memberikan ‘kebebasan’ pada anak mereka.
Kelebihan – Kekurangan
Tiap pola asuh punya kelebihan dan kekurangan pastinya, nah anda harus tahu
sebagai acuan referensi anda nantinya.
Authoritative
+ Pola
asuh ini menunjukkan banyak sekali efek positif pada ratusan penelitian tentang pola asuh.
+ Membuat
anak merasa dekat dan dihargai oleh orangtua.
- Sangat rentan jika dilakukan tanpa konsultasi dengan
seorang ahli terlebih dahulu, karena dikhawatirkan ‘kebablasan’ menjadi pola
asuh lain yang akhirnya mengakibatkan salah pola asuh.
Authoritarian
+ Disiplin
tinggi membuat anak menjadi ‘terkontrol’ dan mudah diawasi, sehingga bisa terhindar dengan pergaulan bebas.
+ Terbukti
memberikan efek positif terutama pada prestasi akademik jika diterapkan oleh orangtua dan anak di kawasan Asia.
- Diyakini bahwa akan menimbulkan perasaan tidak bahagia
pada anak.
- Mengakibatkan anak menjadi takut akan gagal, dan pasif
dalam pengamblan keputusan.
Permissive
+ Anak
menjadi tidak stres dengan tekanan/harapan orangtua.
- Anak tidak ada pondasi atau panutan karena orangtua
membebaskannya, sehingga ia harus mencari sendiri.
- Berpotensi menjadi pribadi yang nakal.
Saya tidak akan
memutuskan mana pola asuh yang cocok untuk anda, karena karakteristik anda dan
anak anda pasti berbeda-beda dengan karakteristik orang lain. Saya menyarankan
anda berkonsultasi dengan ahli terlebih dahulu atau lakukan lah yang terbaik
untuk anak anda, karena pola asuh yang baik adalah pola asuh yang anda lakukan
dengan kasih sayang yang tinggi.
0 Komentar