Pura-pura Sakit Ternyata Gangguan Mental

Pura-pura Sakit Itu Gangguan Kesehatan Mental



Apakah anda pernah pura-pura sakit sebagai alasan untuk menghindari sesuatu atau mendapatkan keuntungan tertentu? Selamat anda ternyata mempunyai gangguan kesehatan mental 😆 Kok bisa? Karena perilaku yang anda lakukan sudah tertera dalam DSM yang merupakan klasifikasi untuk gangguan mental.

Gangguan Mental Apa?

Gangguan tersebut disebut dengan Malingering dan Factitious Disorder, gangguan ini bagi orang awam
Ilustrasi Pura-Pura Sakit

akan terlihat sama dengan gangguan somatis atau psikosomatis (baca di sini), padahal perbedaannya sangat jelas. Psikosomatis atau somatis tidak sakit secara fisik, tetapi apa yang dirasakannya benar-benar terjadi, tetapi berbeda dengan malingering dan factitious disorder.

Malingering adalah sebuah keadaan dimana seseoang pura-pura memiliki penyakit fisik untuk mencapai keuntungan eksternal tertentu, seperti tunjangan disabilitas, dan lain-lain. Tidak adanya tanda khusus menjadikan malingering sedikit sulit dideteksi selain tujuannya yang semata-mata hanya utuk keuntungan, pada beberapa kasus malingering terdeteksi karena penderitanya terlalu berlebihan mengenai sakit yang ia alami.

Factitious Disorder adalah sebuah keadaan dimana kondisi pura-puranya berbeda dengan malingering tadi. Jika malingering termotivasi untuk keuntungan semata, nah kalau factitious disorder berpura-pura sakit untuk memperlihatkan bahwa ia sedang sakit, misalnya dengan minum obat-obatan untuk menghasilkan denyut nadi cepat, dan sebagainya yang penting cara tersebut membuat penderitanya terlihat sakit. Tidak jarang penderita gangguan ini mau menjalani prosedur medis ekstensif dan sering kali menyakitkan hanya untuk mendapatkan perhatian dari keadaan sekitar. Salah satu pola factitious disorder yang cukup jarang ditemui disebut dengan Munchausen syndrome, yang diambil dari nama Baron Karl Friedrich Hieronymus Munchausen, seorang penulis di abad ke 18 yang sering menambah detil-detil kehidupannya dengan mencederai tubuhnya atau membuat dirinya sakit.

Jika dilakukan hanya satu sampai dua kali dengan keadaan tertentu memang tidak bisa dikatakan sebagai gangguan kesehatan mental, tetapi jika dilakukan dengan intensitas sering karena ada perasaan nyaman maka anda perlu khawatir dan segera konsultasikan ke psikolog/terapis terdekat dan terpercaya.

Terima Kasih

Muhammad Reynaldy
Previous
Next Post »
0 Komentar